Jumat, 14 Juli 2017


VIDEO PEMBELAJARAN DAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN 

Posted by BISMA FITARA on Sabtu, 15 Juli 2017


AECT (Association of Education and Communication Technology) pada tahun 1977 telah memberi batasan tentang media pembelajaran sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Sejalan dengan pendapat di atas, Arsyad (2011:4) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah alat untuk menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran.
Menurut Brigss sebagaimana dikutip Nuryani (2005:114) media pembelajaran merupakan peralatan fisik untuk menawarkan atau menyampaikan isi pembelajaran. Sedangkan menurut Hamalik (1994:12), media pembelajaran merupakan alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antar guru dan peserta didik dalam proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Berdasarkan pendapat di atas, ada dua komponen yang terdapat dalam media pembelajaran, yakni 1) komponen isi atau pesan atau komponen materi pembelajaran, dan 2) komponen alat yang digunakan untuk mengantarkan isi atau pesan. Komponen pertama sering disebut dengan software atau perangkat lunak, sedangkan komponen kedua dinamakan hardware atau perangkat keras.

Sejalan dengan pendapat di atas Aqib (2010:58) menyatakan bahwa media pembelajaran sebagai “segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (massage), merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong proses belajar”. 

Pada mulanya media hanya berupa alat bantu mengajar yang hanya digunakan di dalam kelas. Namun dalam perkembangannya, media tidak cukup hanya digunakan di dalam kelas saja, akan tetapi dimungkinkan juga penggunaannya di luar kelas.

Seiring dengan kemajuan teknologi, maka perkembangan media pembelajaran begitu cepat. Selain memiliki ciri-ciri  umum, masing-masing media pembelajaran memiliki ciri-ciri, kelebihan dan kekurangan tersendiri. Ciri-ciri umum dari media pembelajaran menurut Hamalik (1994:12), adalah:
  1. Media pembelajaran identik dengan pengertian peragaan yang berasal dari kata “raga”, artinya suatu benda yang dapat diraba, dilihat dan didengar dan yang dapat diamati melalui panca indera.
  2. Tekanan utama terletak pada benda atau hal-hal yang dapat dilihat dan didengar.
  3. Media pembelajaran digunakan dalam rangka hubungan (komunikasi) dalam pengajaran antara guru dan siswa.
  4. Media pembelajaran adalah semacam alat bantu belajar mengajar, baik di dalam maupun di luar kelas.
  5. Media pembelajaran merupakan suatu “perantara” (medium, media) dan digunakan dalam rangka belajar.
  6. Media pembelajaran mengandung aspek, sebagai alat dan sebagi teknik yang erat pertaliannya dengan metode belajar.”

Berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki setiap media, Rudi Bretz (Sadiman, 1993:20) membagi media dalam delapan klasifikasi, yakni:
  1. Media audio visual gerak.
  2. Media audio visual diam.
  3. Media audio semi gerak.
  4. Media visual gerak.
  5. Media visual diam.
  6. Media visual semi gerak.
  7. Media audio.
  8. Media cetak.

Susilana (2009:209) yang mengelompokkan media berdasarkan bentuk penyajian dan cara penyajiannya membagi media dalam tujuh kelompok yaitu (a) media grafis, bahan cetak, dan gambar diam; (b) media proyeksi diam; (c) media audio; (d) media audio visual; (e) media gambar hidup/film; (f) media televisi; (g) multi media.
Menurut Briggs (Sadiman, 1993:23), media pembelajaran terbagi dalam 13 macam, yaitu:
  1. Objek.
  2. Model.
  3. Suara langsung.
  4. Rekaman audio.
  5. Media cetak.
  6. Pembelajaran terprogram.
  7. Papan tulis.
  8. Media transparansi.
  9. Film rangkai.
  10. Film bingkai.
  11. Film.
  12. Televisi.
  13. Gambar.

Jenis media yang lebih lengkap dikemukakan Seels dan Glasgow (1990:181-183) yang membagi media dalam dua katagori luas yaitu media tradisional dan mutakhir. Yang termasuk media tradisional adalah:
  1. Visual diam yang diproyeksi
  2. Visual yang tak diproyeksi
  3. Audio
  4. Penyajian multimedia
  5. Visual dinamis yang diproyeksikan
  6. Cetak
  7. Permainan
  8. Realia

Sedangkan yang termasuk media teknologi mutakhir adalah
  1. Media berbasis telekomunikasi
  2. Media berbasis microprosesor
  3. Computer assited instructional
  4. Permainan computer
  5. Interaktif
  6. Hypermedia
  7. Compact (video) disk

Arsyad (2011:15) menyatakan bahwa: “Fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru”. Pernyataan di atas memberi penegasan bahwa media merupakan alat bantu bagi terciptanya kegiatan belajar dan pembelajaran.
Sedangkan menurut Sudjana (2010:99-100), ada enam fungsi dari alat peraga dalam proses belajar mengajar, yaitu:
  1. Penggunaan alat peraga dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan tetapi mempunyai fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar yang efektif.
  2. Penggunaan alat peraga merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar. Ini berarti bahwa alat peraga merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan oleh guru.
  3. Alat peraga dalam pembelajaran penggunaannya integral dengan tujuan dan isi pembelajaran. Fungsi ini mengandung pengertian  bahwa penggunaan alat peraga harus melihat kepada tujuan dan bahan pelajaran/pembelajaran.
  4. Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran bukan semata-mata sebagai alat hiburan, dalam arti digunakan hanya sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian peserta didik.
  5. Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran lebih diutamakan agar peserta didik dapat memahami materi pembelajaran yang diberikan oleh guru.

Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran lebih diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar dan pembelajaran. Dengan perkataan lain melalui menggunakan alat peraga hasil belajar yang dicapai akan tahan lama diingat oleh peserta didik, sehingga pembelajaran mempunyai nilai yang tinggi
Levie dan Lentz (Arsyad, 2011:16) mengemukakan 4 Fungsi media pembelajaran, yakni a) fungsi atensi; b) fungsi afektif; c) fungsi kognitif; dan d) fungsi kompensatoris.
Fungsi atensi merupakan fungsi inti media yakni manarik dan mengarahkan perhatian peserta didik untuk berkonsentrasi kepada materi pembelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang disampaikan atau menyertai materi pembelajaran. Fungsi afektif berkaitan dengan perasaan senang yang dimiliki peserta didik ketika mengikuti kegiatan pembelajaran. Fungsi kognitif mengandung makna bahwa lambing visual atau gambar dapat memperlancar pencapaian tujuan pembelajaran untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar atau media pembelajaran. Sedangkan fungsi kompensatoris mengadung makna bahwa media berfungsi untuk mengakomodasikan atau membantu peserta didik yang lemah dan lambat menerima atau memahami materi pembelajaran yang disajikan dengan teks (verbal).
Kemp dan Dayton (1985:3-4) mengemukakan beberapa hasil penelitian yang menunjukkan dampak positif dari penggunaan media sebagai bagian integral dalam kegiatan pembelajaran di kelas, yakni:
  1. Penyampaian materi pembelajaran menjadi baku
  2. Pembelajaran menjadi lebih interaktif
  3. Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat namun hasil lebih maksimal
  4. Kualitas hasil pembelajaran dapat ditingkatkan
  5. Pembelajaran dapat diberikan kapan dan di mana saja
  6. Sikap positif peserta didik terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses pembelajaran dapat ditingkatkan.
  7. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar